MAKALAH TEORI
LINGKUNGAN
(PERKEMBANGAN
PENDUDUK DI INDONESIA DAN ILMU TEKNOLOGI &PENGETAHUAN LINGKUNGAN)
Nama : Ahmad Hafizhan Prasetya
NPM : 10416372
Kelas : 2IB05
Dosen : Andi Asnur Pranata M.H.
TEKNIK
ELEKTRO
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan
ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nya lah, makalah
ini dapat terselesaikan dengan baik dan pada waktunya. Adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Lingkungan .
Makalah ini membahas
berbagai teori lingkungan yang disampaikan oleh para ahli dengan pemikiran yang
didasarkan sesuatu yang sifatnya fakta atau kebenaran. Karena teori lingkungan
mempelajari semua kegiatan keseharian yang ada di sekitar kita. Oleh karena itu
mata kuliah ini penting kita pelajari agar kita dapat mengetahui gejala-gejala
yang ada di sekitar kita, dan agar kita lebih peduli dan simpatik terhadap
lingkungan.
Saya menyadari didalam
penulisan makalah saya ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan yang
sekiranya tidak baik. Saya turut minta maaf dimana dalam bahasa yang saya
gunakan tidak baik ataupun sopan. Makalah ini saya harap dapat bermanfaat bagi
yang membacanya. Karena kekurangan adalah milik saya dan kelebihan hanya milik
Allah SWT, saya ucapkan terimakasih.
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Didalam suatu
pembangunan, perkembangan penduduk adalah salah satu faktor utama untuk
mendedikasikan suatu perkembangan pembangunan suatu negara agar negara tersebut
mampu membangun dalam bentuk segala hal seperti, ekonomi, tingkat pendidikan,
pendapatan perkapita, tingkat kesehatan, pengelolaan tata lingkungan dan masih
banyak lainnya. Dari pembangunan tersebut membutuhkan SDM dan SDA yang memadai
untu jalannya pembangunan, adanya IPTEK mendorong kita untuk berimajinasi
membangun masa depan yang gemilang.
Oleh karena itu
pertumbuhan dan perkkembangan pembangunan dan teknologi menjadi hal yang
diperlukan untuk suatu negara agar pembangunan dapat berjalan seperti yang
diharapkan. Disamping itu, pembangunan menjadikan dampak negatif bagi
lingkungan, resiko ini harus kita toleransi dengan melestarikan dan menjaga
lingkungan agar tercipta lingkungan yang maju tanpa menganggu kesetimbangan
lingkungan. Dari pernyataan tersebut kedaran lingkungan harus diterapkan pada
setiap individu. Materi tersebut akan dibahas pada makalah kali ini.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perkembangan
Penduduk di Indonesia
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang dipengaruhi oleh faktor
kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk (migrasi). Pertumbuhan penduduk
terdiri atas dua macam, yaitu sebagai berikut:
1. Pertumbuhan penduduk alami, yaitu pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi
oleh kelahiran dan kematian.
2. Pertumbuhan penduduk total, yaitu pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi
oleh kelahiran, kematian, imigrasi, dan emigrasi.
Tingkat pertumbuhan populasi Indonesia antara tahun 2000 dan 2010 adalah
sekitar 1.49 persen per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi di propinsi Papua
(5.46 persen), sementara pertumbuhan populasi terendah terjadi di propinsi Jawa
Tengah (0.37 persen). Program Keluarga Berencana (KB) dikoordinasi oleh
institusi pemerintah, yaitu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN). Program KB dimulai pada tahun 1968 semasa pemerintahan presiden
Suharto dan sampai saat ini masih diteruskan oleh presiden2 penerusnya. Program
ini adalah strategi penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia karena
pertumbuhan populasi yang rendah akan menyebabkan tingkat PDB per kapita yang
lebih tinggi, yang juga akan meningkatkan pendapatan, tabungan, investasi serta
menurunkan tingkat kemiskinan.
Menurut proyeksi yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
dengan menilik populasi absolut Indonesia di masa depan, maka negeri ini akan
memiliki penduduk lebih dari 270 juta jiwa pada tahun 2025, lebih dari 285 juta
jiwa pada tahun 2035 dan 290 juta jiwa pada tahun 2045. Baru setelah 2050
populasi Indonesia akan berkurang. Menurut proyeksi PBB pada tahun 2050 dua
pertiga populasi Indonesia akan tinggal di wilayah perkotaan. Sejak 40 tahun
yang lalu Indonesia sedang mengalami sebuah proses urbanisasi yang pesat
makanya sekarang sekitar separuh dari jumlah total penduduk Indonesia tinggal
di wilayah perkotaan. Proses ini menunjukkan perkembangan positif bagi
perekenomian Indonesia karena urbanisasi dan industrialisasi akan membuat
pertumbuhan ekonomi lebih maju dan menjadikan Indonesia negeri dengan tingkat
pendapatan menengah ke atas.
Lingkungan pemukiman adalah tempat atau dimana semua warga menempati dan
menjadikan sebagai tempat tinggal,tempat usaha atau sebagai sumber usaha dan
sebagainya. Lingkungan pemukinman akan menjadi baik atau lebih buruk tergantung
pada pengelolaan yang menempati wilayah tersebut.
Perkembangan suatu kota yang semakin pesat dapat memacu juga kepadatan suatu
daerah. Hal ini disebabkan karena beragamnya kebutuhan hidup masyarakat
perkotaan dan adanya upaya untuk memberi kemudahan dalam memenuhi kebutuhan
manusia tersebut. Pertumbuhan penduduk yang semakin besar sebagai akibat dari
perkembangan pada aktivitas kota dan proses industrialisasi terutama di
beberapa kota di Indonesia yang mengakibatkan banyak berkembangnya kawasan
komersial. Berkembangnya suatu kota pasti akan diikuti oleh pertambahan jumlah
penduduk. Salah satu permasalahan yang muncul seiring dengan perkembangan suatu
kota adalah masalah perumahan dan pemukiman. Menurut Bintarto (Pos Kota edisi
Juni, 2012) pemukiman menempati areal paling luas dalam pemanfaatan ruang,
mengalami perkembangan yang selaras dengan perkembangan penduduk dan mempunyai pola-pola
tertentu yang menciptakan bentuk dan struktur suatu kota yang berbeda dengan
kota lainnya. Perkembangan permukiman pada bagian-bagian kota tidaklah sama,
tergantung pada karakteristik kehidupan musyarakat, potensial sumber daya
kesempatan kerja yang tersedia, kondisi fisik alami serta fasilitas kota yang
terutama berkaitan dengan infrastruktur. Kemajuan dan perkembangan suatu kota
tidak terlepas dari pembentuk kota. Pembentuk tersebut meliputi sosial budaya,
ekonomi, pemukiman, kependudukan, sarana dan prasarana serta transportasi.
Jika adanya peningkatan jumlah penduduk akan menyebabkan terjadinya
peningkatan kegiatan sosial-ekonomi, juga peningkatan kebutuhan pelayanan, dan
akan terjadi peningkatan prasarana. Maka dengan semakin banyaknya jumlah penduduk
yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah yang sama dan melakukan kegiatan
yang sama pula akan menimbulkan suatu masalah. Keadaan ini sangat kelihatan
dari kondisi kepadatan pemukiman tersebut dimana tampak terjadi meningkatnya
ketersediaan infrastruktur.
Pertambahan penduduk hanya pada satu kota jika tidak diatasi akan
mengakibatkan menumpuknya jumlah penduduk yang tidak merata. Hal tersebut akan
berhubungan dengan lingkungan pemukiman, karena jika terjadinya penumpukan
penduduk hanya pada satu kota saja ini akan menimbulnya jumlah penduduk yang
semakin padat dan terutama pada tempat tinggal pemukiman. Pemukiman yang
ditempati oleh banyaknya penduduk pada satu kota atau daerah tertentu ini akan
menimbulkan masalah terutama pada lingkungan. Maka Peran infrastruktur
dalam pengembangan perumahan dan permukiman dinilai sangat penting, karena
infrastruktur merupakan syarat mutlak bagi terciptanya lingkungan permukiman
yang sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan. Persoalan infrastruktur tersebut
timbul karena bertambahnya penduduk pemukiman, peningkatan pendapatan,
peningkatan pemilikan kendaraan dan dibangunnya fasilitas di kawasan komersial
di sekitar kota. Dampak yang sangat pasti terjadi adalah meningkatnya
kebutuhan infrastruktur, yang kemudian karena kejenuhannya menimbulkan tidak
optimalnya pelayanan sarana dan prasarana. Untuk menciptakan suatu lingkungan
pemukiman yang baik maka diperlukan infratruktur pemukiman dan fasilitas umum
pemukiman. Adapun yang dimaksud dengan infrastruktur pemukiman ialah jalan
lokal, saluran drainase, pengadaan air bersih, pembuangan air kotor,
persampahan, listrik dan telepon.
Suatu wilayah dengan pertambahan penduduk yang pesat dapat menyebabkan
masalah- masalah pendidikan, pengangguran, kesenjangan sosial dan
masalah-masalah lainnya. Dengan jumlah penduduk yang besar maka fasilitas-
fasilitas sosial, pendidikan dan pekerjaan juga ikut meningkat. Jika penduduk
di suatu kota yang padat tidak terpenuhi fasilitas pendidikannya maka akan
menyebabkan penurunan tingkat pendidikan wilayah tersebut. Tingkat pendidikan
yang rendah dapat menyebabkan pengangguran sehingga dampak pada tingkat
perekonomian juga memburuk. Jika masalah ini terus diabaikan maka kemerosotan
negara tidak dapat dihindari.
Tingkat pendidikan yang buruk dapat menyebabkan anak-anak mengalami
depresi. Hal ini memicu terjadinya pekerjaan-pekerjaan yang tidak layak
dilakukan oleh anak-anak di bawah umur. Bahkan dampak lain dari masalah ini
bisa menyebabkan tingkat tindakan kriminal yang dilakukan anak-anak meningkat.
Generasi muda dan anak-anak yang cerdas adalah kunci kemajuan suatu negara.
Jika masa kanak-kanak mereka diisi dengan hal-hal negatif maka jalan menuju kesuksesan
bangsa akan semakin jauh.
Wilayah kawasan kumuh menurut Bank Dunia (1999) merupakan bagian yang
terabaikan dalam pembangunan perkotaan. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi
sosial demografis di kawasan kumuh seperti kepadatan penduduk yang tinggi,
kondisi lingkungan yang tidak layak huni dan tidak memenuhi syarat serta
minimnya fasilitas pendidikan, kesehatan dan sarana prasarana sosial budaya.
Tumbuhnya kawasan kumuh terjadi karena tidak terbendungnya arus urbanisasi. Di
saat banjir, lingkungan yang kumuh sering terjangkit penyakit seperti: malaria,
demam berdarah, gatal –gatal, penyakit kulit, dan sebagainya. Di karenakan pada
saat banjir, selokan – selokan yang ada di permukiman kumuh tersumbat oleh
sampah yang mereka buang sendiri dan tata ruang kota yang kurang baik.
Selain itu banyaknya wilayah hijau di perkotaan sekarang beralih fungsi
sebagai bangunan – bangunan pencakar langit, mal – mal yang banyak. Sehingga
daya serap air di wilayah perkotaan sangat sedikit. Dengan sedikitnya air yang
di serap di wilayah tersebut maka terjadilah genangan air yang semakin lama
semakin membesar dengan terjadinya hujan. Dengan terjadinya bencana banjir,
maka datang lagi bencana selanjutnya yaitu penyakit yang menjadi wabah paling
ampuh saat banjir. Banyaknya wabah penyakit yang di jangkit oleh masyarakat
saat banjir, itu semua sangat menggangu kesehatan masyarakat. Karena air banjir
membawa berbagai macam penyakit yang sebagian besar di sebarkan oleh tikus dan
nyamuk. Oleh sebab itu, Langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan untuk
penataan lingkungan permukiman kumuh adalah:
1. Lebih mengefektifkan
penertiban administrasi kependudukan bekerja sama dengan perangkat desa yang
mewilayahi permukiman kumuh di Kota Denpasar.
2. Penataan kembali lingkungan dengan penyediaan kamar mandi dan jamban umum,
program sanimas dan pengelolaan sampah swadaya di permukiman kumuh.
3.
Peningkatan perilaku hidup sehat masyarakat
4. Sosialisasi kebijakan pemerintah kota terkait dengan program penataan
kembali permukiman kumuh perlu lebih digalakkan dengan melibatkan kelompok
masyarakat di permukiman kumuh.
5. Perlu dilakukan studi lanjutan untuk menggali informasi yang lebih luas
terkait dengan penataan kembali lingkungan permukiman kumuh.
Kekurangan gizi dan angka kematian anak meningkat di sejumlah kawasan yang
paling buruk di Asia dan Pasifik kendati ada usaha internasional untuk
menurunkan keadaan itu, kata sebuah laporan badan kesehatan PBB hari Senin.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa sasaran kesehatan yang
ditetapkan berdasarkan delapan Tujuan Pembangunan Milenium PBB tahun 2000 tidak
akan tercapai pada tahun 2015 berdasarkan kecnderungan sekarang. “Sejauh ini
bukti menunjukkan bahwa kendati ada beberapa kemajuan, di banyak negara,
khususnya yang paling miskin, tetap ketinggalan dalam kesehatan,” kata Dirjen
WHO Lee Jong Wook dalam laporan itu. Kendati tujuan pertama mengurangi
kelaparan, situasinya bahkan memburuk sementara negara-negara miskin berjuang
mengatatasi masalah pasokan pangan yang kronis, kata data laporan itu.
Antara tahun 1990 dan 2002– data
yang paling akhir– jumlah orang yang kekurangan makanan meningkat 34 juta di
indonesia dan 15 juta di Surabaya dan 47 juta orang di Asia timur, kata laporan
tersebut. Proporsi anak berusia lima tahun ke bawah yang berat badannya terlalu
ringan di Surabaya, tenggara dan timur meningkat enam sampai sembilan persen
antara tahun 1990 dan 2003, sementara hampir tidak berubah (32 persen). Lebih
dari separuh anak-anak di Asia selatan kekurangan gizi, sementara rata-rata di
negara-negara berkembang tahun 2003 tetap sepertiga. “Meningkatnya pertambahan
penduduk dan produktivitas pertanian yang rendah merupakan alasan utama
kekurangan pangan di kawasan-kawasan ini,” kata laporan itu. Kelaparan
cenderung terpusat di daerah-daerah pedesaan di kalangan penduduk yang tidak
memilki tanah atau para petani yang memiliki kapling yang sempit untuk
memenunhi kebutuhan hidup mereka,” tambah dia.
Kemiskinan dan Keterbelakangan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan
untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat
pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah
ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari
segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah
yang telah mapan,dll.
Secara sosiologis, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan ditentukan
oleh tiga faktor; yakni kesadaran manusia, struktur yang menindas, dan fungsi
struktur yang tidak berjalan semestinya. Dalam konteks kesadaran, kebodohan,
kemiskinan dan keterbelakangan biasanya merujuk pada kesadaran fatalistik dan
menyerah pada “takdir”. Suatu kondisi diyakini sebagai pemberian Tuhan yang
harus diterima, dan perubahan atas nasib yang dialaminya hanya mungkin
dilakukan oleh Tuhan. Tak ada usaha manusia yang bisa mengubah nasib seseorang,
jika Tuhan tak berkehendak. Kesadaran fatalistik bersifat pasif dan pasrah
serta mengabaikan kerja keras.
Kesadaran ini tampaknya dimiliki sebagian besar masyarakat Indonesia,
sehingga kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan diterima sebagai takdir yang
tak bisa ditolak. Bahkan, penerimaan terhadap kondisi itu merupakan bagian dari
ketaatan beragama dan diyakini sebagai kehendak Tuhan.
Kesadaran keberagamaan yang fatalistik itu perlu dikaji ulang. Pasalnya,
sulit dipahami jika manusia tidak diberi kebebasan untuk berpikir dan bekerja
keras. Kesadaran fatalistik akan mengurung kebebasan manusia sebagai khalifah
di bumi. Sementara sebagai khalifah, manusia dituntut untuk menerapkan ajaran
dalam konteks dunia dan akhirat. Oleh karena itu, kemiskinan dan kebodohan,
wajib diubah. Bahkan, kewajiban itu adalah bagian penting dari kesadaran
manusia.
Faktor penyebab lain yang menyebabkan kemiskinan, kebodohan, dan
keterbelakangan karena otoritas struktural yang dominan. Kemiskinan, misalnya,
bisa disebabkan oleh ulah segelintir orang di struktur pemerintahan yang
berlaku tidak adil. Kemiskinan yang diakibatkan oleh problem struktural disebut
“kemiskinan struktural”. Yaitu kemiskinan yang sengaja diciptakan oleh kelompok
struktural untuk tujuan-tujuan politik tertentu. Persoalan kemiskinan,
kebodohan, dan keterbelakangan juga disebabkan karena tidak berfungsinya sistem
yang ada. Sebab orang-orang yang berada dalam sistem tidak memiliki kemampuan
sesuai dengan posisinya. Akibatnya sistem berjalan tersendat-sendat, bahkan
kacau. Kesalahan menempatkan orang tidak sesuai dengan kompetensinya (one man
in the wrong place) bisa mengakibatkan kondisi bangsa ini menjadi fatal.
Kondisi masyarakat Indonesia yang masih berkubang dalam kemiskinan,
kebodohan, dan keterbelakangan, jelas berseberangan dengan prinsip-prinsip
fitrah manusia. Fitrah manusia adalah hidup layak, berpengetahuan, dan bukan
miskin atau bodoh. Untuk mengentaskan masyarakat Indonesia dari kubangan
kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, pemerintah perlu mengambil
kebijakan strategis. Kebijakan strategis tersebut membutuhkan suatu jalur yang
dipandang paling efektif. Dalam konteks inilah penulis berpendapat bahwa pendid ikan merupakan satu-satunya jalur paling
efektif untuk mengentaskan seluruh problem sosial di Indonesia.
Meskipun persoalan kemiskinan bisa saja disebabkan karena struktur dan
fungsi struktur yang tidak berjalan, akan tetapi itu semua mengisyaratkan pada
faktor manusianya. Struktur jelas buatan manusia dan dijalankan oleh manusia
pula. Jadi, persoalan kemiskinan yang bertumpu pada struktur dan fungsi sistem
jelas mengindikasikan problem kesadaran manusianya. Dengan demikian, agenda
terbesar pendidikan nasional adalah bagaimana merombak kesadaran masyarakat
Indonesia agar menjadi kritis.
2. Ilmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
A. Keberlanjutan Pembangunan
Pada tahun 1980 istilah
keberlanjutan pembangunan atau sustainable development. Menjadi isu aktual
pembangunan yang penting di seluruh Negara di dunia ini setelah diperkenalkan
dalam World Conservation Strategy (Strategi Konservasi Dunia) yang diterbitkan
oleh United Nations Environment Programme (UNEP), International Union for
Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), dan World Wide Fund for
Nature (WWF).
Pada 1982, UNEP menyelenggarakan sidang istimewa
memperingati 10 tahun gerakan lingkungan dunia (1972-1982) di Nairobi, Kenya. Menghasilkan
terbentuknya Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan (World Commission on
Environment and Development – WCED).
Pemenuhan kebutuhan dan aspirasi masyarakat adalah
tujuan utama pembangunan. Kebutuhan dasar sebagian besar penduduk di bumi ini
seperti pangan, sandang, papan, pekerjaan perlu terpenuhi, disamping mempunyai
cita-cita akan kehidupan yang lebih baik.
Konsep keberlanjutan pembangunan mengimplikasikan
batas bukan absolut akan tetapi batas yang ditentukan oleh teknologi dan
organisasi masyarakat serta oleh kemampuan kehidupan bumi menyerap dampak
kegiatan manusia.
Keberlanjutan pembangunan adalah pembangunan yang
memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang
untuk memenuhi kebutuhannya. Prinsip-prinsip keberlanjutan pembangunan adalah
sebagai berikut:
1.Menjamin
pemerataan dan keadilan sosial
2.Menghargai
keanekaragaman (diversity)
3.Menggunakan
pendekatan integratif
4.Meminta
perspektif jangka panjang
Di dalam keberlanjutan pembangunan
terkandung dua gagasan penting, yaitu gagasan kebutuhan yaitu kebutuhan
esensial untuk memberlanjutkan kehidupan manusia serta gagasan keterbatasan
yang bersumber pada kondisi teknologi dan organisasi sosial terhadap kemampuan
lingkungan untuk memenuhi kebutuhan kini dan hari depan. Sehingga untuk
memenuhi dua gagasan tersebut diperlukan syarat-syarat untuk keberlanjutan
pembangunan, sebagai berikut
1.Keberlanjutan
Ekologis
2.Keberlanjutan
Ekonomi
3.Keberlanjutan
Sosial dan Budaya
4.Keberlanjutan
Politik
5.Keberlanjutan
Pertahanan dan Keamanan
Keberlanjutan pembangunan perlu mendapatkan perhatian
agar supaya suatu daerah dapat dikembangkan dengan tidak mengganggu ekosistem
lingkungan yang ada. Masyarakat setempat tidak terpinggirkan kepentingannya
untuk pemenuhan kebutuhan hidup yang lebih baik.
B. Mutu Lingkungan Hidup
Mutu
lingkungan hanyalah dikaitkan dengan masalah lingkungan misalnya pencemaran,
erosi, dan banjir. Apa yang dimaksud dengan kualitas lingkungan ? Secara sederhana
kualitas lingkungan hidup diartikan sebagai keadaan lingkungan yang dapat
memberikan daya dukung yang optimal bagi kelangsungan hidup manusia di suatu
wilayah. Kualitas lingkungan itu dicirikan antara lain dari suasana yang
membuat orang betah / kerasan tinggal ditempatnya sendiri. Berbagai keperluan
hidup terpenuhi dari kebutuhan dasar / fisik seperti makan minum, perumahan
sampai kebutuhan rohani / spiritual seperti pendidikan, rasa aman, ibadah dan
sebagainya.
Indonesia adalah sebuah negara tropis yang kaya akan
sumber daya alam. Melimpah ruahnya sumber daya alam Indonesia sudah sangat
terkenal sejak zaman dulu. Penjajahan yang terjadi di tanah air tercinta ini
pun awalnya adalah perebutan akan potensi sumber daya alam ini.
Secara alami, kehidupan ini memang merupakan hubungan
yang terjadi timbal – balik antara Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam
(baik yang dapat diperbaharui atau pun tidak). Hubungan timbal – balik tersebut
pada akhirnya adalah penentu laju pembangunan. Faktor – faktor yang mempengaruhi
dan menentukan perkembangan pembangunan adalah lingkungan sosial (jumlah,
kepadatan, persebaran, dan kualitas penduduk), dan pengaruh kehidupan sosial
budaya, ekonomi, politik, teknologi, dan sebagainya.
Sekian lama terkenalnya Indonesia sebagai negara subur
makmur dengan kondisi alam yang sangat mendukung ditambah pula dengan potensi
sumber daya mineral yang juga ternyata sangat melimpah ruah, ternyata Indonesia
sampai saat ini hanya bisa menjadi negara berkembang, bukan negara maju. Banyak
faktor yang kemudian menyebabkan Indonesia tidak kunjung menjadi negara maju.
Salah satunya adalah pengelolaan negara yang tidak profesional termasuk dalam
hal pengelolaan potensi alam.
Kualitas lingkungan hidup dibedakan berdasarkan :
- Lingkungan biofisik adalah lingkungan yang
terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang berhubungan dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Komponen biotik merupakan makhluk hidup
seperti hewan, tumbuhan dan manusia, sedangkan komponen abiotik terdiri
dari benda – benda mati seperti tanah, air, udara, cahaya matahari.
Kualitas lingkungan biofisik dikatakan baik jika interaksi antar komponen
berlangsung seimbang.
- Lingkungan sosial ekonomi, adalah lingkungan
manusia dalam hubungan dengan sesamanya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Standar kualitas lingkungan sosial ekonomi dikatakan baik jika kehidupan
manusia cukup sandang, pangan, papan, pendidikan dan kebutuhan lainnya.
- Lingkungan budaya adalah segala kondisi, baik
berupa materi (Benda) maupun non materi yang dihasilkan oleh manusia
melalui aktivitas dan kreatifitasnya. Lingkungan budaya dapat berupa
bangunan, peralatan, pakaian, senjata. Dan juga termasuk non materi
seperti tata nilai, norma, adat istiadat, kesenian, sistem politik dan
sebagainya. Standar kualitas lingkungan diartikan baik jika di lingkungan
tersebut dapat memberikan rasa aman, sejahtera bagi semua anggota
masyarakatnya dalam menjalankan dan mengembangkan sistem budayanya.
C. Hubungan Lingkungan
dan Pembangunan di Indonesia
Peningkatan
usaha pembangunan, maka akan terjadi pula peningkatan penggunaan sumber daya
untuk menyokong pembangunan dan timbulnya permasalahan-permasalahan dalam
lingkungan hidup manusia. Dalam pembangunan, sumber alam merupakan kompnen yang
penting karena sumber alam ini memberikan kebutuhan asasi bagi kehidupan.
Dalam penggunaan sumebr alam tadi, hendaknya
keseimbangan ekosistem proyek pembangunan, keseimbangan ini bisa terganggu,
yang kadang-kadang bisa membahayakan kehidupan umat.
Harus dicari jalan keluar yang saling menguntungkan
dalam hubungan timbal balik antara proses pembangunan, penggalian sumber daya,
dan masala pengotoran atau perusakan lingkunga hidup manusia. Sebab pada
umumnya, proses pembangunan mempunyai akibat-akibat yang lebih luas terhadap
lingkungan hidup manusia, baik akibat langsung maupun akibat sampingan seperti
pengurangan sumber kekayaan alam secara kuantitatif & kualitatif,
pencemaran biologis, pencemaran kimiawi, gangguan fisik dan gangguan sosial
budaya.
Kerugian-kerugian dan perubahan-perbahan terhadap
lingkungan perlu diperhitungkan, dengan keuntungan yang diperkirakan akan
diperoleh dari suatu proyek pembangunan. Itulah sebabnya dala setiap usaha
pembangunan, ongkos-ongkos sosial untuk menjaga kelestarian lingkungan perlu
diperhitungkan, sedapat mungkin tidak memberatkan kepentingan umum masyarakat
sebagai konsumen hasil pembangunan tersebut.
Beberapa hal yang dapat dipertimbangkan dalam
mengambil keputusan-keputusan demikian, antara lain adalah kualitas dan
kuantitas sumber kekayaan alam yang diketahui dan diperlukan; akibat-akibat
dari pengambilan sumber kekayaan alam termasuk kekayaan hayati dan habisnya
deposito kekayaan alam tersebut. Bagaiaman cara pengelolaannya apakah secara
traditional atau memakai teknologi modern, termasuk pembiayaannya dan pengaruh
proyek pada lingkungan terhadap memburuknya lingkungan serta kemungkinan
menghentikan perusakan lingkungan dan menghitung biaya-biaya serta alternatif
lainnya.
Hal-hal tersebut di atas hanya merupakan sebagian dari
daftar persoalan, atau pertanyaan yang harus dipertimbangkan bertalian dengan
setiap proyek pembangunan. Juga sekedar menggambarkan masalah lingkungan yang
konkret yang harus dijawab. Setelah ditemukan jawaban yang pasti atas
pertanyaan-pertanyaan tadi, maka disusun pedoman-pedoman kerja yang jelas bagi
pelbagai kegiatan pebangunan, baik berupa industri atau bidang lain yang
memperhatikan faktor perlindungan lingkungan hidup manusia.
D. Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup akibat Proses Pembangunan
Pada suatu wilayah atau daerah yang sedang berkembang
dan membangun tentunya dalam proses pembangunan tersebut membutuhkan lahan dan sumber
daya yang sangat tinggi. Namun dalam pemanfaatan lingkungan yang dilakukan
masih banyak energi dan sumber daya yang terbuang percuma, dan mengakibatkan
kerusakan lingkungan. Misalkan saja pengalihfungsian hutan atau lahan gambut
sebagai lahan perkebunan Sawit, pertambangan Batu Bara dan lain sebagainya.
Dalam pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan yang
baik, perlu adanya perencanaan pembangunan yang ekonomis dan efisien. Dengan
perencanaan yang baik tentunya pemanfaatan SDA pada lingkungan akan lebih
efisien dan tidak terbuang percuma yang berakibat pencemaran lingkungan.
Industrialisasi merupakan pilihan bagi bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupannya. Hal terseut antara
lain disebabkan terbatasnya lahan pertanian. Industrialisasi merupakan suatu
jawaban terhindarnyan tekanan penduduk terhadap lahan pertanian. Yang perlu
mendapatkan perhatian ialah bahwa industri merupakan salah satu sektor
pembangunan yang sangat potensial untuk merusak dan mencemari lingkungan.
Apabia hal ini tidak dapat perhatian serius maka ada kesan bahwa antara
industri dan lingkungan hidup tidak berjalan seiring, dalam arti semakin maju
industri maka semakin rusak lingkungan hidup itu.
Industri yang menggunakan teknologi untuk meningkatkan
taraf hidup manusia akan memberikan dampak begatif pula berupa pencemaran dan
kerusakan lingkungan. Unsur – unsur pokok yang diperlukan untuk kegiatan
industri antara lain adalah sumber daya alam ( berupa bahan baku, energi dan
air), sumberdaya manusia ( berupa tenaga kerja peda berbagai tingkatan
pendidikan), serta peralatan.
Kegiatan pembangunan industri yang melibatkan unsur –
unsur tersebut dapat menimbulkan dampak negatif yang berupa :
- Pandangan yang kurang menyenangkan bagi wilayah
industri.
- Penurunan niali tanah di sekitar industri bagi
permukiman.
- Timbuk kebisingan oleh operasi peralatan.
- Bahan – bahan buangan yang dikeluarkan oleh
industri dapat menggangu dan mengotori udara, air, dan tanah.
- Perpindahan penduduk yang menimbulkan dampak
sosial.
- Hasil produksi industri dapat mempengaruhi pola
hidup masyarakat.
- Timbulnya kecemburuan sosial.
Beberapa kasus lingkungan hidup yang menimbulkan
korban manusia seperti pada akhir tahun 1950 yaitu terjadinya pencemaran di
Jepang yang menimbulkan penyakit sangat mengerikan yang disebut penyakit
itai-itai (aduh-aduh). Penyakit ini terdapat di daerah 3 Km sepanjang sungai
Jintsu yang tercemari oleh Kadmium (Cd) dari limbah sebuah pertambangan Seng
(Zn). Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kadar Cd dalam beras di
daerah yang mendapat pengairan dari sungai itu mengandung kadmium 10 kali lebih
tinggi daripada daerah lain. Pada tahun 1953 penduduk yang bermukim disekitar
Teluk Minamata, Jepang mendapat wabah penyakit neurologik yang berakhir dengan
kematian. Setelah dilakukan penelitian terbukti bahwa penyakit ini disebabkan
oleh air raksa (Hg) yang terdapat di dalam limbah sebuah pabrik kimia. Air yang
dikonsumsi tersebut pada tubuh manusia mengalami kenaikan kadar ambang batas
keracunan dan mengakibatkan korban jiwa. Pencemaran itu telah menyebabkan
penyakit keracunan yang disebut penyakit Minamata.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari makalah ini kami menyimpulkan bahwa, hubungan
antara pertumbuhan penduduk dengan pembangunan dan alih teknologi memiliki
hubungan yang erat. Seperti mahluk hidup lainnya, manusia juga membutuhkan
tempat untuk hidup. Namun kita sebagai manusia juga harus memperhatikan
kelestarian lingkungan yang kita manfaatkan, karena apa yang kita manfaatkan
saat ini merupakan harta warisan untuk anak cucu kita yang akan datang. Semua
ini hanya titipan sementara dari Allah swt. Kewajiban kita hanyalah menjaganya
agar tidak rusak dan memanfaatkannya dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
-Anonim. Penduduk Indonesia. http://www.indonesia-investments.com/id/budaya/demografi/item67. Diakses pada 17 November 2015.
-Permatasari, Frida et al. 2014. Perkembangan Penduduk di Indonesia.
Semarang. Universitas Muhammadiyah.
-Rizky. 2010. Pertumbuhan Penduduk dan Penyakit yang Berkaitan dengan
Lingkungan.http://assidiqichywt.blogspot.co.id/2010/10/pertumbuhan-penduduk-dan-penyakit-yang.html. Diakses pada 17 November 2015.
- Hartono, 2009,
Geografi 2 Jelajah Bumi dan Alam Semesta : untuk Kelas XI Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial, Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, h. 34 – 46.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar