Minggu, 22 Januari 2017

Kehidupan Beragama dan Bermasyarakat di berbagai Negara



1.     Kamboja


Kamboja terdiri dari sebagian besar etnis Champa dan masih terdapat etnis Khmer. Interaksi masyarakat turunan etnis Champa dan Khmer dalam kehidupan sehari-hari, baik pertanian, perdagangan serta kehidupan relijius, telah terjalin lama sejak tanah Indo-China itu masih terbagi ke dalam kerajaan-kerajaan
Beberapa ahli sejarah mengatakan bahwa Islam baru diperkenalkan di Kamboja pada abad XI karena peran penting kaum Muslimin yang menjadi pejabat dalam pemerintahan Kerajaaan Champa, yang setelah keruntuhannya, kaum Muslimin Champa ini mengungsi ke wilayah Kamboja.
Ketika rezim Khmer Merah berkuasa selama hampir 4 tahun dari tahun 1975 – 1979, ratusan ribu Muslim telah menjadi korban pembunuhan massal, lebih dari seratus masjid dihancurkan dan lebih banyak lagi masjid yang mengalami penistaan karena beribadah termasuk hal yang dilarang dalam paham komunal Ultra Nasionalis pimpinan Pol Pot yang diyakini Khmer Merah saat itu dan juga akibat berbagai konflik.
Pada tahun 1979, secara perlahan-lahan kehidupan kaum Muslimin membaik dan Islam kembali memiliki kebebasan untuk berkembang. Saat ini, Muslim Kamboja dapat menjalankan ibadah mereka dengan normal dan terbuka seperti juga kebebasan yang dimiliki oleh penganut Buddha Theravada, agama mayoritas penduduk Kamboja. Mereka juga dapat menikmati kehidupan demokrasi dengan tetap memiliki hak-hak yang sama dengan warganegara Kamboja lainnya, seperti hak untuk memilih dan dipilih dalam politik

Angka harapan hidup adalah 60 tahun untuk laki-laki dan 65 tahun untuk perempuan pada tahun 2010. Ini meningkat dari angka harapan hidup pada tahun 1999 yaitu 49,8 tahun untuk laki-laki dan 46,8 tahun untuk perempuan. Pemerintah Kerajaan Kamboja berencana untuk meningkatkan kualitas kesehatan di negaranya dengan menanggulangi HIV/AIDS, malaria, dan wabah lainnya. Anggaran yang dikeluarkan untuk kesehatan adalah 5,8%.
Budaya di Kamboja sangatlah dipengaruhi oleh agama Buddha Theravada. Diantaranya dengan dibangunnya Angkor Wat. Kamboja juga memiliki atraksi budaya yang lain, seperti, Festival Bonn OmTeuk, yaitu festival balap perahu nasional yang diadakan setiap November. Rakyat Kamboja juga menyukai sepak bola. Tarian Kamboja dibagi menjadi tiga kategori: tarian klasik Khmer, tarian rakyat, dan tarian sosial

      2.     Bhutan




Bhutan adalah sebuah negara kecil di Asia Selatan yang berbentuk kerajaan dan dikenal dengan Negeri Naga Guntur. Wilayahnya terhimpit antara India dan Republik Rakyat Tiongkok. Nama lokal negara ini adalah Druk Yul, artinya "Negara Naga". Gambar naga pun didapati di benderanya.
Di Bhutan, efek globalisasi yang melanda masyarakatnya adalah tren 10 tahun yang lalu di dunia barat. Begitulah cara mereka mengkondisikan masyarakatnya agar seimbang antara urusan siritual dan materinya. Masyarakat Bhutan cenderung tak acuh terhadap TV, radio dan internet Mereka tak peduli ketika tak update teknologi terbaru. Mereka tetap bahagia dengan kehidupan mereka.
Salah satu efek dari kesadaran menjaga lingkungan adalah berkurangnya polusi. Wilayah mereka memang sedikit ada pencemaran yang disebabkan dari mobil. Akan tetapi mereka sangat jauh dari pabrik dan bisnis penghasil limbah yang menyebabkan polusi besar-besaran. Ini membuat udara, air, serta tanah tidak tercemar. Ini sebabnya pemandangan di Bhutan masih tampak asri.


Budha adalah salah satu agama yang menenangkan dan membahagiakan. Mereka percaya bahwa orang yang semasa hidupnya baik dekat dengan-Nya dan mereka akan bereinkarnasi menjadi makhluk yang lebih baik lagi. Ini mendorong para pemeluknya berbuat baik kepada sesama. Saling berbuat kebaikan membuat mereka hidup damai dan bahagia. 

         3.      India



Agama di India ditandai dengan keragaman keyakinan dan juga praktik keagamaan. Dipastikan hampir setiap bulan bahkan setiap minggu selalu ada festival yang dimulai dengan berbagai macam Ritual. Berbagai macam festival dan ritual dijalani oleh penduduk India dengan suka cita dan dilaksanakan secara besar besaran. Bahkan keseharian penduduk India tak lepas dari ritual keagamaan.

Mayoritas penduduk India bergama Hindu. Mencapai 80.5 % menjadikan negara India berjuluk negeri Hindustani. Bahkan Agama Hindu lahir dari negeri ini. Hindu juga dipercaya sebagai Agama tertua di dunia. Dimulai dari peradaban Lembah Indus disepanjang sungai Gangga yang dipercaya memberikan kesuburan dan Kemakmuran. Berkembang dengan Cerita tentang Mahabharata, Ramayana dan Dewa Dewi agama Hindu. Di India cerita ini bukan dongeng semata melainkan menjadi bagian dari ritual keagamaan. Selain agama hindu, terdapat juga agama lain seperti Islam, Kristen, Sikh, Budha, Jain dll

           
Bagi masyarakat India, hubungan sosial yang baik merupakan kebutuhan yang sangat penting. Keramah-tamahan adalah sebuah kebiasaan dan harus selalu dilakukan oleh mereka. Setiap tetangga atau orang baru yang mereka temui dianggap sebagai sebagai saudara dan mereka senang akan hal tersebut.

            Masyarakat India sangat memegang teguh budaya mereka. Di zaman yang saat ini sudah serba modern seperti saat ini, kebudayaan mereka masih terlihat kental dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Dari cara berpakaian mereka contohnya, disaat cara berpakaian dan gaya model Eropa terus meningkat, wanita-wanita India tetap setia dengan pakaian khas mereka; Saree, Kurta Pajama, atau Salwar Kameez. Tidak hanya itu menurut Rozi, masyarakat India pun bangga dan bahkan rajin mempromosikan kebudayaan mereka ke negara-negara lain, seperti lewat musik, tarian, film maupun kesenian lainnya.

Masyarakat India juga senang membaca dan berdiskusi, baik itu yang berhubungan dengan kuliah ataupun masalah umum, yang signifikan ataupun yang tidak. Mereka senang mendengarkan orang lain bicara, tetapi mereka juga berharap untuk didengar. Jika Kamu berbicara tentang suatu hal, maka mereka akan diam mendengarkan. Namun, jika apa yang Kamu katakan berbeda dengan apa yang mereka pikirkan, mereka akan berusaha membantah, yang menunjukkan sikap mereka yang kritis dan senang dengan diskusi.

           4.      Singapura




Singapura mungkin tak lebih luas dari Jakarta, namun harus diakui negara kecil ini memang hebat. Bahkan Indonesia harus mengakui jika di beberapa sektor jauh ketinggalan dari negara kecil ini, terutama soal pendidikan dan juga kesehatan. Kehidupan perkotaan ala Eropa, pendidikan yang maju, teknologi unggul, serta banyaknya tempat hiburan merupakan ciri dari negara Singapura.


Kehidupan yang serba modern diikuti dengan biaya hidup yang tinggi. Gaji yang dibilang sangat tinggi dibandingkan dengan di Indonesia tidak membuat dapat hidup serba kecukupan. Biaya hidup yang tinggi di Singapura karena memang semua makanan dan barang di sana begitu mahal. Untuk sekali makan saja harus mengeluarkan uang 5-10 dolar untuk menu yang sederhana. Berarti untuk tiga kali makan bisa habis sampai 15-30 dolar Singapura atau setara 150-300 ribu rupiah. Ditambah kebutuhan lainnya, bisa menghabiskan 500 ribu dalam sehari, 15 juta dalam sebulan.  
Selain dari biaya makan, harga rumah atau mobil pribadi juga sangat mahal. Perbandingannya sewa satu apartemen di Singapura setara dengan kita membeli 2 rumah SHM di Indonesia. 


Di sini denda, di sana denda, di mana-mana Singapura banyak denda. Bagi yang baru hidup di Singapura, jangan pernah jauh-jauh dari buku pedoman atau sejenisnya. Salah sedikit kita bisa kena sanksi dan denda. Semisal meludah sembarangan, buang sampah, buang sisa permen karet, menyebrang di sembarang tempat dan masih banyak lagi. Nah lebih nggak enaknya lagi, nilai dendanya bisa sampai jutan rupiah.


Agama di Singapura ditandai dengan keragaman keyakinan dan praktik keagamaan karena campuran beragam etnis masyarakat yang berasal dari berbagai negara. Denominasi agama besar kebanyakan hadir di Singapura. Agama dengan jumlah pengikut terbanyak di Singapura adalah Buddha yaitu sebanyak 33 % dari total penduduk Singapura.
Pemerintah Singapura sudah lama berusaha untuk menjaga toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Singapura namun juga mencelak Saksi-Saksi Yehuwa dan Gereja Unifikasi. Beberapa agama, terutama yang dipelopori oleh etnis- etnis Cina, telah menggabungkan tempat ibadah mereka dengan agama- agama lain seperti Hindu dan Islam.
Di sekolah, anak-anak diajarkan dalam ilmu-ilmu sosial pelajaran tentang kerusuhan Maria Hertogh dan 1964 Kerusuhan Ras , sebagai pengingat dari konsekuensi konflik antar-agama. Kelas ras campuran, interaksi antara siswa dari berbagai ras dan perayaan festival agama juga membantu menanamkan toleransi beragama dan pemahaman dari usia muda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar